Menu 

Gus Qoyyum: Jauhi Konflik Dan Kebencian

Monday, July 10th, 2017 | Dilihat : 814 kali

(10) Halal Bihalal yayasan

Pengasuh ponpes An Nur Lasem KH Abdul Qoyyum Mansur menjadi pembicara halal bi halal yang diadakan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung bertempat di kampus Unissula Semarang (10/7). Di hadapan ribuan peserta yang hadir ia mengingatkan pentingnya mengimplementasikan ahlaqul karimah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjauhi konflik di masyarakat. “Yakinlah bahwa tak ada mahluk yang sempurna mari mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan ahlaqul karimah” ungkapnya.

Masih menurut kyai yang akrab di sapa Gus Qoyyum tersebut bahwa penyebab konflik adalah sifat jahiliyah atau kebodohan. Kata jahiliyah disebutkan empat kali dalam Alqur,an pertama ndonal jahiliyah yaitu berburuk sangka tanpa didasari ilmu. Kedua hukmal jahiliyah yaitu hukum yang tak tidak adil. Ketiga tabarujal jahiliyah yakni menampilkan gaya hidup jahiliyah antara lain suka pamer aurat, kemewahan, dan liberal. Keempat hamiyatul  jahiliyah yakni kesombongan jahiliyah berupa fanatisme sempit yang berlebihan.

Berbagai Konflik tersebut pada akhirnya akan melahirkan kebencian dan permusuhan. Dari sisi psikologi kebencian dapat dikategorikan tiga hal pertama kebencian otorisasi yakni kebencian secara struktural. Kebencian jenis ini sangat erat kaitannya dengan struktur organisasi jika pimpinan organisasi memusuhi atau membenci sesuatu maka secara struktural para anggota atau bawahan sebuah organisasi akan ikut  memusuhi atau membenci apa yang tidak disukai atasannya. Kedua, rutinisasi yakni membenci karena kebiasaan. Ketiga, dehumanisasi yaitu kebencian dengan cara membunuh nama baik seseorang.

“Saat ini sangat mudah membunuh karakter dan nama baik seseorang hanya dengan menuduh anti Pancasila, anti NKRI padahal belum tentu demikian bahkan bisa jadi yang menuduh anti NKRI dan anti Pancasila bisa jadi dialah yang sesungguhnya anti Pancasila dan anti NKRI” ungkap Gus Qoyyum.

Oleh karenanya menurutnya ada beberapa solusi yakni mengaktifkan rasa dan rasio. Mencoba menimbang dengan rasa dan akal betapa tidak enaknya seseorang yang dibenci dan dimusuhi sehingga kita bisa menghindari membenci orang lain. Memohon ilham dari Allah agar senantiasa menjernihkan hati sehingga memupus rasa kebencian dan serta menghidupkan rasa empati.

Hadir dalam halal bihalal tersebut antara lain Pembina Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dan sekaligus mantan gubernur Jateng Ali Mufidz, Pengawas KH Ahmad Daroji, Ketua Umum Hasan Toha Putra, Waketum Tjoek Subhan Sulchan, Sekertaris Umum Dr Didiek Ahmad Supadie, Rektor Unissula Anis Malik Thoha Lc MA PhD dan para pejabat dilingkungan yayasan.

Related News