Menu 

Bio-Fuel Salah Satu Solusi Alternatif Bahan Bakar Minyak Fosil

Monday, April 2nd, 2018 | Dilihat : 250 kali

IMG_9074 copy

Unissula menyelenggarakan seminar dengan tema “Qur’anic Bio-Economy and Digitalization toward 4th Industrial Revolution” bertempat di lantai 10 GKB kampus Unissula. (29/3)

Hadir sebagai nara sumber Ir Muhaimin Iqbal yang merupakan pendiri dan chairman Startup Center Indonesia beserta moderator Adityawarman MAcc Akt CA. Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor Unissula Ir H Prabowo setiyawan MT PhD dan dihadiri oleh Wakil Ketua YBWSA H Tjuk Subchan Culchan, Direktur Dikti YBWSA Dr Sumirin MS, Sekretaris YBWSA Sapto Baskoro MM serta Ketua panitia Muhammad Qomarudin PhD.

Dalam sambutanya rektor mengingatkan bahwa pada jaman ahir ini  sangat sulit menjaga Agama oleh sebab itu bahwa adanya seminar ini untuk membuka wawasan kita tentang perekonomian islam pada revolusi industry yang sudah sampai level empat.

“Kami harapkan tidak hanya sampai di seminar ini saja tapi ada tindak lanjut untuk memaksimalkan potensi yang ada di Unissula supaya semakin berkembang baik itu mahasiswa maupun dosen” Terang Rektor.

Menurut Ir Muhaimin Iqbal umat islam harus bangkit dan memanfaatkan momentum dalam revolusi industri yang saat ini sudah sampai pada level empat. Indonesia akan kehabisan minyak pada tahun 2030 dan sampai saat ini pemerintah belum memastikan alternative apa yang akan digunakan untuk mengganti minyak tersebut.

Oleh sebab itu ini momentum yang baik untuk mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan Bio-fuel, dalam al-qur’an dijelaskan bahwa minyak itu bisa didapatkan dari tumbuhan yang masih hijau, tidak hanya dari fosil.

“Tumbuhan batangnya bisa dipotong, dibakar menjadi arang, arang dipanaskan dalam suhu 500 derajat Celsius akan menjadi bio-oil, dipanaskan lagi dalam suhu 900 derajat celsius bisa menjadi syn-gas. Maka inilah yang perlu kita kembang energi yang baru dan terbarukan dan ramah lingkungan” tegas Muhaimin.

Dan salah satu tanaman paling mudah untuk dijadikan bahan bakar adalah pohon kaliandra merah yang masa panenenya enam bulan sekali. Kalau umat islam bisa berbondong – bondong mengembangkan energi tersebut maka tidak mungkin perekonomian akan kembali dikuasai oleh umat islam.

Related News