Menu 

Adian Husaini: Universitas Islam Jangan Hanya Nama dan Simbol

Wednesday, October 28th, 2020 | Dilihat : 359 kali
Dr Adian Husaini, menjadi narasumber dalam Forum Gruf Discussion yang diikuti para pejabat struktural kampus Unissula

Dr Adian Husaini, menjadi narasumber dalam Forum Gruf Discussion yang diikuti para pejabat struktural kampus Unissula 

Universitas merupakan tempat ideal untuk melahirkan manusia yang baik, yang sholeh, dan bukan sekedar mencetak tukang. Hal itu disampaikan Dr Adian Husaini dalam forum gruf diskusi di kampus Unissula yang dihelat (26/10).  Lebih lanjut ia menyerukan jangan sampai universitas hanya mencetak para tukang dan menjadi tempat training. “Fakultas Kedokteran seharusnya tempat mendidik para mahasiswa menjadi orang sholeh, menjadi ulama yang punya skill dokter demikian juga dengan fakultas fakultas lainnya”, ungkap Adian.

Lembaga pendidikan Islam harus serius untuk memperbaiki diri dan bersungguh sungguh dalam berjuang di dunia pendidikan. “Kalau lembaga dakwah ya harus sesuai namanya harus berdakwah jangan hanya namanya saja apalagi kalau sudah menggunakan nama dan simbol simbol Islam”, ujarnya.

Adian menyebut sebuah universitas seharusnya merupakan gambaran dari manusia universal atau insan kamil. Secara sederhananya insan kamil ialah seseorang yang sanggup menampakkan sifat sifat ketuhanan dalam perilakuknya dan betul betul menghayati kesatuan esensialnya dengan wujud ilahiah tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai seorang hamba dan mahluk- Nya.

Lebih lanjut ia mengingatkan amanah Undang Undang Dasar 45 pasal 31 ayat C yaitu Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang Undang.

Untuk mewujudkannya maka sangat penting mengkedepankan konsep pendidikan Islam yang ia sebut dengan tiga prinsip yakni dahulukan adab sebelum ilmu, utamakan ilmu yang fardhu ain, serta pilih ilmu fardhu kifayah yang tepat.

Dalam kesempatan itu Adian  tak lupa mengutif penelitian Prof Satrio Sumantri Brojonegoro bahwa tantangan untuk meningkatkan SDM Indonesia tidaklah mudah. Secara umum 92% manusia Indonesia sangat lemah dalam membaca, 90% lemah dalam menulis, 84% lemah dalam etos kerja, 83% lemah dalam komunikasi, dan 82% lemah dalam kerjasama tim.

Related News